Selasa, 27 November 2012

Sistem komunikasi massa, bagaimana khalayak media massa, bagaimana interaksi antara individu dengan media dan bagaimana media dapat mempengaruhi individu ( tema ke-9)


Sistem komunikasi massa, bagaimana khalayak media massa, bagaimana interaksi antara individu dengan media dan bagaimana media dapat mempengaruhi individu

1. PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA
Terdapat beberapa definisi mengenai komunikasi massa yang disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya:
· Menurut Bittner (1980:10)
“Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.”
· Menurut Garbner (1967)
“Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paing luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.”
· Ruben (1992)
“Komunikasi massa adalah proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak.”
Dari definisi-definisi diatas dapat diambil suatu rangkuman definisi bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat disampaikan secara serempak dan sesaat. Atau dengan kata lain, komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada klayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis.
Karena perbedaan teknis, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologi yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Hal ini tampak pada :
a. Pengendalian arus informasi
Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Pada komunikasi massa, seorang komunikator mengendalikan arus informasi sehingga menunjang persuasi yang efektif. Komunikator sulit untu menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan.
b. Umpan balik
Umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberitahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan pada sumber untuk memberikan reaksi selanjutnya. Dalam komunikasi massa umpan balik (feedback) m
c. Stimulasi alat indra
Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada media massa yang digunakan.
d. Proporsi unsur isi dengan hubungan
Dalam komunikasi massa lebih menekankan isi pesan dibandingkan dengan hubungan yang terjadi pada saat proses berkomunikasi berlangsung. Dengan kata lain dalam komunikasi massa lebih menekankan apa yang menjadi isi pesan dibandingkan dengan bagaimana penyampaian pesan tersebut berlangsung.




2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KHALAYAK PADA KOMUNIKASI MASSA
A. Teori DeFleur dan Ball-Rokeach tentang Pertemuan dengan Media
Menurut DeFleur dan Ball-Rokeach faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa meliputi:
1) Organisasi personal-psikologis individu seperti potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman yang berbeda pada setiap individunya. Perbedaan ini dapat menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula.
2) Kelompok-kelompok social dimana individu menjadi anggota yang mempunyai reaksi pada stimuli tertentu cenderung sama. Setiap anggota dalam suatu kelompok cenderung memilih kisi komunikasi yang sama dan akan member respon kepadanya dengan cara yang hamper sama pula.
3) Hubungan-hubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi.

3. Bagaimana media dapat mempengaruhi individu
media adalah alat yang paling mempengaruhi dunia. Mengapa demikian, karena media adalah alat bantu untuk setiap manusia yang mencari informasi dunia luar. Media juga bisa mempengaruhi individu, itu disebabkan informasi yank lengkap dan bisa dipercaya oleh individu itu sendiri. Infprmasi yang didapatkan oleh seseorang juga sangat tergantung oleh media. Seseorang juga bisa menjalankan bisnis atau politik lewat media yang ada saat ini apalagi media saat ini sangat banyak dan mempermudah untuk setiap individu. Mari kita gunakan media yang ada dengan cara-cara yang baik dan juga bermanfaat tidak hanya oleh satu individu tetapi banyak individu lainnya.

Pengaruh sosial dan perilaku komunikasi dan kepemimpinan dalam kelompok ( tema ke-8)

Pengaruh sosial dan perilaku komunikasi dan kepemimpinan dalam kelompok

PENGARUH SOSIAL

Pengaruh sosial merujuk pada perubahan sikap atau perilaku, sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain. Pengaruh sosial juga berpengaruh pada perilaku komunikasi, baik secara individual maupun komunikasi dalam kelompok. Seberapa jauh dan mendalamnya pengaruh sosial terhadap sikap, perilaku dan komunikasi. Berikut pembahasannya.

A.  TINGKATAN PENGARUH SOSIAL
Terdapat perbedaan tingkat penerimaan pengaruh sosial pada individu dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, Anda mungkin akan menerima sepenuhnya pengaruh pengaruh orang lain tersebut (acceptance) atau Anda hanya melakukan perubahan secara parsial (hanya untuk memenuhi), tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh (compliance).
1.  Acceptance(Penerimaan) sikap cara mengukur sikap, bagaimana sikap itu terbentuk , bagaimana keteria antara sikap dan prilaku serta bagaimana mengubah bersikap
Perubahan yang terjadi di dalam batin kita sebagai hasil dari pengaruh sosial disebut dengan peneriaan (acceptance). Jika seseorang atau sebuah kelompok meyakinkan Anda untuk mempercayai dan juga bertindak seperti yang diinginkan maka perubahan yang Anda lakukan berdasarkan proses yang terjadi di dalam batin. Berikut merupakan bentuk – bentuk dari acceptance.
a.    Indentification (Identifikasi)
Kita mungkin menerima pengaruh karena kita mengindentifikasi atau memihak sebuah kelompok, individu atau karena alasan tertentu. Identifikasi membantu mempertahankan hubungan personal antara mereka yang terlibat. Pada bentuk penerimaan ini, isi dari perubahan keyakinan dan perilaku bukanlah suatu hal yang penting jika dibandingkan dengan hasilnya. Contoh, Anda memihak suatu lembaga sosial dan meenrima aturan – aturan yang ada pada lembaga tersebut meskipun Anda belum mengetahui aturan – aturan itu secar menyeluruh.


b.    Internalization (internalisasi)
Bentuk penerimaan yang paling dalam adalah ketika seseorang merasa yakin untuk mempercayai perubahan sikap. Pada kasus ini, seseorang telah terinternalisasi dengan keyakinan baru, menerima makna dan bentuk sosial. Misalnya, Anda bergabung dengan sebuah lembaga sosial karena Anda sepakat dengan standar yang berlaku di dalamnya (internalisasi), bukan karena Anda merasa anggota lembaga tersebut sama dengan Anda (identifikasi).
2.  Compliance
Pada beberapa hal, pengaruh sosial tidak begitu berdampak bagi seseorang, dan juga tidak dapat seutuhnya mengubah sikap. Ketika Anda mengubah perilaku atau ekspresi dari sebuah sikap, tetapi tidak menerima perubahan tersebut secara utuh maka inilah yang disebut dengan compliance. Kita bisa mendapatkan contoh – contoh dari complianceini melalui pengamatan terhadap orang lain, Oleh karena alasan inilah, para peneliti lebih membahas mengenai efek compliance; compliance mengubah perilaku, dapat diamati, dan diukur, dengan studi – studi yang sudah ada, sedangkan acceptance hanya dapat diketahui melalui self – report secara jujur.
Bentuk – bentuk compliance adalah sebagai berikut:
a.    Conformity (Konformitas)
Bentuk compliance yang paling banyak di teliti adalah konformitas, yaitu berubahnya sikap atau perilaku yang disebabkan adanya tekanan dari kelompok (group pressure). Ada bebrapa kondisi dan proses yang dapat menghasilkan perubahan, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
b.    Obedience (kepatuhan)
Bentuk yang paling menarik dari compliance adalah kepatuhan, di mana pengaruh individu terhadap perubahan perilaku individu lainnya adalah hasil permintaan secara langsung atua perintah.

B.  MENERIMA PENGARUH ORANG LAIN
Mengapa kita menuruti dan terkadang menerima pengaruh orang lain? Ada dua alasan atau standar yang dikemukakan para ahli.
1.  Pengaruh Normatif
Menurut teori pembandingan sosial, untuk memvalidasi atau mempertegas keyakina sosial kita, kita merundingkan atau mengonsultasikannya dengan perilaku orang lain. Jika pengamatan kita terhadap orang lain memberi suatu pedoman dalam berperilaku (norma) kita mungkin akan terpengaruh untuk meniru tindakan tersebut. Standar atau norma sosial yang didapat dari kepercayaan kita kepada orang lain akan mengarah pada pengaruh normatif.
2.  Pengaruh Informasional
Terkadang kita mengubah pikiran dan tindakan karena orang lain telah menunjukkan kita cara/jalan yang lebih baik atau mereka memberi informasi yang berguna. Pengaruh informasi ini tidak hanya menghasilkan compliance, tetapi juga acceptance.

PERILAKU KELOMPOK
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membentuk kelompok – kelompok dan dalam kelompok itulah mereka berkomunikasi, baik antarsatu orang dengan orang lain atau satu orang dengan sekelompok orang.
Dalam pengembangan hubungan dengan oranglain, terjadilah saling pengaruh, sikap dan perilaku manusia berubah karena interaksi dengan orang lain.
Peran Kelompok

a.    Identitas
Kepemilikan dalam kelompok adalah suatu bentuk kategorisasi sosial, yaitu kelompok menjadi satu aspek dari identitas sosial. Misalnya, ketika memperkenalkan diri pada orang lain, mungkin anda akan mulai dengan menyebutkan sebagai mahasiswa suatu jurusan atau universitas. Kelompok rujukan tidak hanya penting bagi identitas, tetapi juga aspiraai. Ketika kelompok berhubungan dengan kelompok lain, individu akan membandingkan kelompoknua sendiri dengan kelompok lain.

b.     Penyimpangan

Tujuan kelompok terkadang dapat mengesampingkan atau bertentangan dengan tujuan pribadi anggotanya. Seseorang yang melanggar norma kelompok demi pemuasan kebutuhan pribadi disebut sebagai penyimpang. Menurut teori perbandingan sosial, penting bagi para anggota kelompok untuk saling memvalidasi keyakinan. Penyimpangmengancam validasi tersebut dengan cara merusak atau mengurangi konsensus. Namun, pada saatnya anggota kelompok akan berkomunikasi dengan penyimpang guna memulihkan konsensus. Jika usaha tersebut tidak berhasil maka para anggota mulai menolak keberadaan penyimpang. Akhirya penyimpang akan disingkirkan keluar dari kelompok, dan konsensus akan tercapai meski dengan kurangnya anggota.

c.    Dampak sosial

Sebuah kelompok akan lebih besar berpengaruh pada setiap anggotanya jika kuat, pengaruhnya dekat, dan jika kelompok tersebut mempunyai jumlah yang besar.

KEPEMIMPINAN

Pemimpin adalah anggota kelompok yang berpengaruh, yaitu menuntun , mengarahkan dan memotivasi usaha yang dilakukan kelompok. Kepemimpinan merupakan perilaku dalam kelompok yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok,
1. Perilaku Kepemimpinan
a. Spesialis

Sebagai pemimpin kompeten di kedua peran dan dapat menyeimbangkan agenda – agenda tersebut. Sebagian lain mempunyai kelebihan pada salah satu tugas.
b. Kepemimpinan unggul

Pemimpin yang memberi yang terbaik yang ia bisa dan orang yang memerhatikan anggota - anggotanya.

2. Fungsi Pemimpin
- Pencapaian tujuan
- Pemeliharaan Kelompok
- Identitas Simbolik
- Perwakilan Kelompok
- Perubahan Kelompok

Atraksi yang terjadi dalam hubungan interpersonal dan proses terjadinya hubungan interpersonal ( tema ke-7)


Atraksi yang terjadi dalam hubungan interpersonal dan proses terjadinya hubungan interpersonal

Atraksi hubungan interpersonal dan Proses terjadinya

 ATRAKSI INTERPERSONAL

1.    Definisi atraksi interpersonal
Kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.

2.      Teori atraksi interpersonal
·         Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar.
·         Equity theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan ganjaran (reward) yang diperoleh.
·         Exchange theory menjelaskan bahwa interaksi sosial diibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai
·         Gain-loss theory menyatakan bahwa orang cenderung lebih menyukai orang-orang yang menguntungkan daripada orang-orang yang merugikan kita

3.    Faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal
Faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal dibagi menjadi dua, yaitu faktor personal dan faktor situasional.
Berikut ini adalah penjelasan dari faktor-faktor tersebut, yaitu:
1. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal:
•Kesamaan karakteristik personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan ideologis memiliki kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistencydari Fritz Heider dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
Contoh:     Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis (dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya.
•Tekanan emosional (stress)
Bila seseorang sedang dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley Schacter dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) dengan membuat sebuah eksperimen. Ia mengumpulkan dua kelompok mahasiswi. Kepada kelompok pertama dia menyatakan bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat menyakitkan. 
•Harga diri yang rendah
Menurut wlster dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), bila harga diri seseorang direndahkan, harsat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
•Isolasi sosial.
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mungkin tahan dengan hidup terasing untuk beberapa waktu dan bukan untuk waktu yang lama. Isolasi sosial merupakan pengalaman yang tidak enak. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesukaan kita pada orang lain.

 HUBUNGAN INTERPERSONAL

1. Definisi hubungan interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanay hubungan interpersonal yang baik.  Menurut Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Setiap melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan (content), tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal (relationship). Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang menunjukkan kadar hubungan interpersonal yang berbeda, yaitu: 
•             Rumahmu dimana?
•             Dimanakah rumah anda?
•             Bolehkah saya tahu dimana rumah anda?
Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan oleh Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Waulawuck, Beavin, dan Jackson (1967). Selain itu, para psikolog juga mulai menaruh minat yang besar pada hubungan interpersonal seperti tampak pada tulisan Gordon W. Allport (1960), Erich Fromm (1962), Martin Buber (1975), Carl Rogers (1951). Semua tokoh psikologi tersebut mewakili mazhab humanistik.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

2. Teori hubungan interpersonal
Untuk menganalisis hubungan interpersonal, menurut Goleman dan Hammen dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) terdapat empat buah model, yaitu:

1.       Model pertukaran sosial (social exchange model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Pada model ini, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) menyimpulkan model ini sebagai asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. Terdapat empat konsep pokok dalam model ini, yaitu:
•             Ganjaran
Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai. Nilai suatu ganjaran berbeda antara seseorang dengan orang lain, dan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.
Contoh:     Bagi orang miskin, uang lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Sedangkan bagi orang kaya, mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang

Proses terjadinya hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal

Terdapat tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

1.       Percaya (trust)
Dari semua faktor, faktor percaya adalah yang paling penting. Menurut Giffin dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko. Definisi tersebut menyebutkan adanya tiga unsur percaya, yaitu:
•             Ada situasi yang menimbulkan risiko
•             Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain
•             Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya
Manfaat menaruh rasa percaya pada orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Selain itu, hilangnya kepercayaan pada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab.
Di samping faktor-faktor personal, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan sikap percaya seperti karakteristik dan maksud dari orang lain, adanya hubungan kekuasaan, sifat dan kualitas komunikasi, serta adanya sikap jujur dari setiap komunikan. Selain itu, terdapat juga tiga hal utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya dan mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya, yaitu:
•             Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha mengendalikan. Menurut Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai menusia, sebagai individu yang patut dihargai. Menerima tidaklah berarti menyetujui semua perilaku orang lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya.
•             Empati, adalah sikap yang dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. Dalam empati, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi orang lain, tetapi kita ikut secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.
•             Kejujuran, dapat diartikna sebagai sikap apa adanya. Menerima dan empati mungkin saja dipersepsi salah oleh orang lain. Sikap menerima kita dapat ditanggapi sebagai sikap tak acuh, dingin, dan tidak bersahabat. Sedangkan sikap empati kita dapat ditanggapi sebagai pura-pura. Supaya ditanggapi sebenarnya, maka kita harus jujur dalam mengungkapkan diri kita terhadap orang lain. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga, sehingga mendorong orang lain untuk percaya pada kita.