Sebenernya bingung mau nulis apa si, tapi dalam hati pengen nulis.
Mungkin diawali dengan cerita gw yang dari sd itu ingin jadi penulis. Ntah kenapa ya gw pengen jadi penulis, tapi yang dulu gw rasain seorang penulis itu adalah orang yang bisa merangkai kata-kata dengan bijak sana sampai bisa menulis sebuah kalimat menjadi arti yang banyak :)
Dulu ya gw pernah nulis cerpen tapiiiiiii gapernah ada ending-nya hahahahha. Ya, namanya juga masih anak kecil, masih sd soalnya. Dulu gw sering banget baca novel, sampai bener-bener lupa waktu. Baca komik juga, gw seneng banget. Novel yang gw suka itu ga terlalu kekanak-kanakan (walaupun gw masih anak-anak -_- hahahaha) trus yang paling penting ga terlalu cengeng, intinya novel yang masuk akal lah. Kalo komik gw lebih suka yang detektif gitu, yang teka-teki, gw suka banget tuhh. aduduudududududuh kangen masa-masa ituuuuuuuu
Seadainya ada mesin waktu, atau kalo gaada mesin yang bisa selalu buat kita nyaman dan selalu senang, tapi tetep memuji Tuhan yang pasti :D
I MISS YOU PAH, I LOVE YOU
Lisa Trisia Nadeak
Selasa, 04 Juni 2013
Jumat, 31 Mei 2013
Penat
Udah niat jauh-jauh hari si mau nulis blog, tapi apa daya "males" ini buat lupa segalanya
Hal pertama yang mau gw tulis mungkin si ga terlalu penting buat banyak orang, tapi ya peduli amat.
Penat, itu judul tulisan gw, dari awal tahun ini gw udah merasakan hal yang itu-itu aja, dan malah justru lebih parah dari itu. Tentang keluarga, percintaan, sahabat, teman, kuliah, dan justru masalah diri sendiri. Mungkin orang-orang terdekat gw juga gabisa ngebantu ke penatan yang gw rasain. Karna mungkin "juju" cuma Tuhan yang bisa gw ajak ngobrol, ya emang dia gabisa bales omongan gw pada saat gw lagi cerita sedih, senang. Tapi dia selalu ada dan ga mengecawakan gw pada saat kodisi apapun. bersyukur punya Tuhan yang luar bisa dasyatnya. banyak hal-hal yang mungkin kelakuan ga sesuai dengan apa yang Tuhan mau, tapi setidaknya gw selalu berusaha baik sama orang, sekalipunnnn orang ga baik.
thanks Jesus andi love
Sabtu, 02 Februari 2013
BIRTHDAY 20
Pertama yang gw pikirkan diangka 20 adalah kedewasaan yang gabisa main-main lagi. Awalnya setiap hari jadi diri gw, gw ga terlalu banyak berharap apa-apa. karena toh bopkap udah gaada lagi, dan itu buat gw ga semangat untuk menyabutnya juga. Tapi berjalannya waktu gw berharap orang-orang gw sayang dan sebaliknya, orang yang menyayangi gw dengan tulus akan buat gw jauh lebih berarti dan bahagia.
Dan birthday gw ke20 itu lucu banget dan buat gw sedih juga dalam arti banyak hal.
Ini adalah salah satu keniatan temen2 gw yang sangat luar biasa
makasi ya teman2 :p
Dan ini dari Ocan yang bener2 berarti bgt pemberiannya
makasi ya sayang ( o. ˘)з┌◦◦◦♥
Dan kado dari keluarga gw juga sangat bahagia, mereka selalu meberi doa yang tulus dan hal apapun buat gw bahagia, makasi ya mamah, kaka la,bok, kaka lita :*
Harapan di 20 ini selalu jadi yang terb baik dan membuat orang senang, terutama si mamah.
I Love You All
God Bless Youuuuuu :** ( o. ˘)з┌◦◦◦♥
Selasa, 27 November 2012
Sistem komunikasi massa, bagaimana khalayak media massa, bagaimana interaksi antara individu dengan media dan bagaimana media dapat mempengaruhi individu ( tema ke-9)
Sistem
komunikasi massa, bagaimana khalayak media massa, bagaimana interaksi antara
individu dengan media dan bagaimana media dapat mempengaruhi individu
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA
Terdapat beberapa definisi mengenai
komunikasi massa yang disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya:
· Menurut
Bittner (1980:10)
“Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.”
· Menurut
Garbner (1967)
“Komunikasi massa adalah produksi
dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontinyu serta paing luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.”
· Ruben
(1992)
“Komunikasi massa adalah proses di mana informasi
diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak.”
Dari definisi-definisi diatas dapat
diambil suatu rangkuman definisi bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan
anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat
disampaikan secara serempak dan sesaat. Atau dengan kata lain, komunikasi massa
adalah proses penyampaian pesan yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari
sumber yang melembaga kepada klayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang
bersifat mekanis.
Karena perbedaan teknis, maka sistem
komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologi yang khas dibandingkan
dengan sistem komunikasi interpersonal. Hal ini tampak pada :
a. Pengendalian arus informasi
Mengendalikan arus informasi berarti
mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Pada
komunikasi massa, seorang komunikator mengendalikan arus informasi sehingga
menunjang persuasi yang efektif. Komunikator sulit untu menyesuaikan pesannya
dengan reaksi komunikan.
b. Umpan balik
Umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari
penerima ke sumber, memberitahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan
landasan pada sumber untuk memberikan reaksi selanjutnya. Dalam komunikasi
massa umpan balik (feedback) m
c. Stimulasi alat indra
Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung
pada media massa yang digunakan.
d. Proporsi unsur isi dengan hubungan
Dalam komunikasi massa lebih menekankan isi pesan
dibandingkan dengan hubungan yang terjadi pada saat proses berkomunikasi
berlangsung. Dengan kata lain dalam komunikasi massa lebih menekankan apa yang
menjadi isi pesan dibandingkan dengan bagaimana penyampaian pesan tersebut
berlangsung.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KHALAYAK
PADA KOMUNIKASI MASSA
A. Teori DeFleur dan Ball-Rokeach tentang Pertemuan dengan Media
Menurut DeFleur
dan Ball-Rokeach faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi orang terhadap media
massa meliputi:
1) Organisasi
personal-psikologis individu seperti potensi biologis, sikap, nilai,
kepercayaan, serta bidang pengalaman yang berbeda pada setiap individunya.
Perbedaan ini dapat menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula.
2) Kelompok-kelompok
social dimana individu menjadi anggota yang mempunyai reaksi pada stimuli
tertentu cenderung sama. Setiap anggota dalam suatu kelompok cenderung memilih
kisi komunikasi yang sama dan akan member respon kepadanya dengan cara yang
hamper sama pula.
3) Hubungan-hubungan
interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi.
3. Bagaimana media
dapat mempengaruhi individu
media adalah alat yang paling mempengaruhi dunia. Mengapa demikian,
karena media adalah alat bantu untuk setiap manusia yang mencari informasi
dunia luar. Media juga bisa mempengaruhi individu, itu disebabkan informasi
yank lengkap dan bisa dipercaya oleh individu itu sendiri. Infprmasi yang
didapatkan oleh seseorang juga sangat tergantung oleh media. Seseorang juga
bisa menjalankan bisnis atau politik lewat media yang ada saat ini apalagi
media saat ini sangat banyak dan mempermudah untuk setiap individu. Mari kita
gunakan media yang ada dengan cara-cara yang baik dan juga bermanfaat tidak
hanya oleh satu individu tetapi banyak individu lainnya.
Pengaruh sosial dan perilaku komunikasi dan kepemimpinan dalam kelompok ( tema ke-8)
Pengaruh sosial dan perilaku komunikasi dan kepemimpinan dalam kelompok
PENGARUH
SOSIAL
Pengaruh sosial merujuk pada perubahan sikap atau
perilaku, sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain. Pengaruh sosial juga
berpengaruh pada perilaku komunikasi, baik secara individual maupun komunikasi
dalam kelompok. Seberapa jauh dan mendalamnya pengaruh sosial terhadap sikap,
perilaku dan komunikasi. Berikut pembahasannya.
A. TINGKATAN PENGARUH SOSIAL
Terdapat perbedaan tingkat penerimaan pengaruh sosial
pada individu dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, Anda mungkin akan
menerima sepenuhnya pengaruh pengaruh orang lain tersebut (acceptance)
atau Anda hanya melakukan perubahan secara parsial (hanya untuk memenuhi),
tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh (compliance).
1. Acceptance(Penerimaan) sikap cara mengukur sikap, bagaimana sikap itu terbentuk , bagaimana keteria
antara sikap dan prilaku serta bagaimana mengubah bersikap
Perubahan yang terjadi di dalam batin kita sebagai
hasil dari pengaruh sosial disebut dengan peneriaan (acceptance).
Jika seseorang atau sebuah kelompok meyakinkan Anda untuk mempercayai dan juga
bertindak seperti yang diinginkan maka perubahan yang Anda lakukan berdasarkan
proses yang terjadi di dalam batin. Berikut merupakan bentuk – bentuk dari acceptance.
a. Indentification (Identifikasi)
Kita mungkin menerima pengaruh karena kita
mengindentifikasi atau memihak sebuah kelompok, individu atau karena alasan
tertentu. Identifikasi membantu mempertahankan hubungan personal antara mereka
yang terlibat. Pada bentuk penerimaan ini, isi dari perubahan keyakinan dan
perilaku bukanlah suatu hal yang penting jika dibandingkan dengan hasilnya.
Contoh, Anda memihak suatu lembaga sosial dan meenrima aturan – aturan yang ada
pada lembaga tersebut meskipun Anda belum mengetahui aturan – aturan itu secar
menyeluruh.
b. Internalization (internalisasi)
Bentuk penerimaan yang paling dalam adalah ketika
seseorang merasa yakin untuk mempercayai perubahan sikap. Pada kasus ini,
seseorang telah terinternalisasi dengan keyakinan baru, menerima makna dan
bentuk sosial. Misalnya, Anda bergabung dengan sebuah lembaga sosial karena
Anda sepakat dengan standar yang berlaku di dalamnya (internalisasi), bukan
karena Anda merasa anggota lembaga tersebut sama dengan Anda (identifikasi).
2. Compliance
Pada beberapa hal, pengaruh sosial tidak begitu
berdampak bagi seseorang, dan juga tidak dapat seutuhnya mengubah sikap. Ketika
Anda mengubah perilaku atau ekspresi dari sebuah sikap, tetapi tidak menerima
perubahan tersebut secara utuh maka inilah yang disebut dengan compliance.
Kita bisa mendapatkan contoh – contoh dari complianceini melalui
pengamatan terhadap orang lain, Oleh karena alasan inilah, para peneliti lebih
membahas mengenai efek compliance; compliance mengubah perilaku, dapat
diamati, dan diukur, dengan studi – studi yang sudah ada, sedangkan acceptance
hanya dapat diketahui melalui self – report secara jujur.
Bentuk – bentuk compliance adalah sebagai
berikut:
a. Conformity (Konformitas)
Bentuk compliance yang paling banyak di teliti
adalah konformitas, yaitu berubahnya sikap atau perilaku yang disebabkan adanya
tekanan dari kelompok (group pressure). Ada bebrapa kondisi dan proses
yang dapat menghasilkan perubahan, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
b. Obedience (kepatuhan)
Bentuk yang paling menarik dari compliance adalah
kepatuhan, di mana pengaruh individu terhadap perubahan perilaku individu
lainnya adalah hasil permintaan secara langsung atua perintah.
B. MENERIMA PENGARUH ORANG LAIN
Mengapa kita menuruti dan terkadang menerima pengaruh
orang lain? Ada dua alasan atau standar yang dikemukakan para ahli.
1. Pengaruh Normatif
Menurut teori pembandingan sosial, untuk memvalidasi
atau mempertegas keyakina sosial kita, kita merundingkan atau
mengonsultasikannya dengan perilaku orang lain. Jika pengamatan kita terhadap
orang lain memberi suatu pedoman dalam berperilaku (norma) kita mungkin akan
terpengaruh untuk meniru tindakan tersebut. Standar atau norma sosial yang
didapat dari kepercayaan kita kepada orang lain akan mengarah pada pengaruh
normatif.
2. Pengaruh Informasional
Terkadang kita mengubah pikiran dan tindakan karena
orang lain telah menunjukkan kita cara/jalan yang lebih baik atau mereka
memberi informasi yang berguna. Pengaruh informasi ini tidak hanya menghasilkan
compliance, tetapi juga acceptance.
PERILAKU
KELOMPOK
Sebagai
makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membentuk
kelompok – kelompok dan dalam kelompok itulah mereka berkomunikasi, baik
antarsatu orang dengan orang lain atau satu orang dengan sekelompok orang.
Dalam
pengembangan hubungan dengan oranglain, terjadilah saling pengaruh, sikap dan
perilaku manusia berubah karena interaksi dengan orang lain.
Peran Kelompok
a.
Identitas
Kepemilikan
dalam kelompok adalah suatu bentuk kategorisasi sosial, yaitu kelompok menjadi
satu aspek dari identitas sosial. Misalnya, ketika memperkenalkan diri pada
orang lain, mungkin anda akan mulai dengan menyebutkan sebagai mahasiswa suatu
jurusan atau universitas. Kelompok rujukan tidak hanya penting bagi identitas,
tetapi juga aspiraai. Ketika kelompok berhubungan dengan kelompok lain,
individu akan membandingkan kelompoknua sendiri dengan kelompok lain.
b.
Penyimpangan
Tujuan kelompok terkadang dapat mengesampingkan
atau bertentangan dengan tujuan pribadi anggotanya. Seseorang yang melanggar
norma kelompok demi pemuasan kebutuhan pribadi disebut sebagai penyimpang.
Menurut teori perbandingan sosial, penting bagi para anggota kelompok untuk
saling memvalidasi keyakinan. Penyimpangmengancam validasi tersebut dengan cara
merusak atau mengurangi konsensus. Namun, pada saatnya anggota kelompok akan
berkomunikasi dengan penyimpang guna memulihkan konsensus. Jika usaha tersebut
tidak berhasil maka para anggota mulai menolak keberadaan penyimpang. Akhirya
penyimpang akan disingkirkan keluar dari kelompok, dan konsensus akan tercapai
meski dengan kurangnya anggota.
c.
Dampak sosial
Sebuah
kelompok akan lebih besar berpengaruh pada setiap anggotanya jika kuat,
pengaruhnya dekat, dan jika kelompok tersebut mempunyai jumlah yang besar.
KEPEMIMPINAN
Pemimpin
adalah anggota kelompok yang berpengaruh, yaitu menuntun , mengarahkan dan
memotivasi usaha yang dilakukan kelompok. Kepemimpinan merupakan perilaku dalam
kelompok yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok,
1. Perilaku Kepemimpinan
a.
Spesialis
Sebagai
pemimpin kompeten di kedua peran dan dapat menyeimbangkan agenda – agenda
tersebut. Sebagian lain mempunyai kelebihan pada salah satu tugas.
b.
Kepemimpinan unggul
Pemimpin
yang memberi yang terbaik yang ia bisa dan orang yang memerhatikan anggota -
anggotanya.
2. Fungsi Pemimpin
- Pencapaian
tujuan
- Pemeliharaan
Kelompok
- Identitas
Simbolik
- Perwakilan
Kelompok
- Perubahan
Kelompok
Atraksi yang terjadi dalam hubungan interpersonal dan proses terjadinya hubungan interpersonal ( tema ke-7)
Atraksi yang terjadi dalam
hubungan interpersonal dan proses terjadinya hubungan interpersonal
Atraksi hubungan interpersonal dan
Proses terjadinya
ATRAKSI INTERPERSONAL
1. Definisi atraksi interpersonal
Kita dapat
meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Semakin tertarik
kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan kita berkomunikasi
dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang
lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk
rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai
menjadi signifikan bagi kita.
2. Teori atraksi
interpersonal
·
Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah
sebagai hasil belajar.
·
Equity theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu
cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan
ganjaran (reward) yang diperoleh.
·
Exchange theory menjelaskan bahwa interaksi sosial diibaratkan sebagai
transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan
ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai
·
Gain-loss theory menyatakan bahwa orang cenderung lebih menyukai
orang-orang yang menguntungkan daripada orang-orang yang merugikan kita
3. Faktor
yang mempengaruhi atraksi interpersonal
Faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal
dibagi menjadi dua, yaitu faktor personal dan faktor situasional.
Berikut ini adalah penjelasan dari faktor-faktor
tersebut, yaitu:
1. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi
interpersonal:
•Kesamaan karakteristik personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai,
sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan ideologis memiliki
kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistencydari Fritz
Heider dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), manusia selalu berusaha mencapai
konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
Contoh: Ketika kita sedang
naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan baru. Maka percakapan
kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis (dimana anda
tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya.
•Tekanan emosional (stress)
Bila seseorang sedang dalam keadaan yang
mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan menginginkan
kehadiran orang lain. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley Schacter
dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) dengan membuat sebuah eksperimen. Ia
mengumpulkan dua kelompok mahasiswi. Kepada kelompok pertama dia menyatakan
bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik
yang sangat menyakitkan.
•Harga diri yang rendah
Menurut wlster dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), bila
harga diri seseorang direndahkan, harsat afiliasi (bergabung dengan orang lain)
bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang
yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
•Isolasi sosial.
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mungkin tahan
dengan hidup terasing untuk beberapa waktu dan bukan untuk waktu yang lama.
Isolasi sosial merupakan pengalaman yang tidak enak. Beberapa penelitian
menyimpulkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesukaan
kita pada orang lain.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Definisi hubungan interpersonal
Komunikasi yang
efektif ditandai dengan adanay hubungan interpersonal yang baik. Menurut
Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), komunikasi interpersonal yang
efektif meliputi banyak unsur tetapi hubungan interpersonal barangkali yang
paling penting. Setiap melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar
menyampaikan isi pesan (content), tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonal (relationship). Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang
menunjukkan kadar hubungan interpersonal yang berbeda, yaitu:
•
Rumahmu dimana?
•
Dimanakah rumah anda?
•
Bolehkah saya tahu dimana rumah anda?
Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan
interpersonal telah dikemukakan oleh Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun
1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Waulawuck,
Beavin, dan Jackson (1967). Selain itu, para psikolog juga mulai menaruh minat
yang besar pada hubungan interpersonal seperti tampak pada tulisan Gordon W.
Allport (1960), Erich Fromm (1962), Martin Buber (1975), Carl Rogers (1951).
Semua tokoh psikologi tersebut mewakili mazhab humanistik.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan
bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk
mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi
dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
2. Teori hubungan
interpersonal
Untuk menganalisis hubungan interpersonal, menurut
Goleman dan Hammen dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) terdapat empat buah model,
yaitu:
1. Model pertukaran sosial (social exchange
model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu transaksi dagang. Pada model ini, orang berhubungan dengan orang lain
karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley
dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) menyimpulkan model ini sebagai asumsi dasar
yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. Terdapat empat
konsep pokok dalam model ini, yaitu:
•
Ganjaran
Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif
yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang,
penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai. Nilai suatu ganjaran berbeda
antara seseorang dengan orang lain, dan antara waktu yang satu dengan waktu
yang lain.
Contoh: Bagi orang miskin,
uang lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Sedangkan bagi orang kaya,
mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang
Proses terjadinya hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal
Terdapat tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan
interpersonal dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1.
Percaya (trust)
Dari semua faktor, faktor percaya adalah yang paling
penting. Menurut Giffin dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), percaya didefinisikan
sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki,
yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko. Definisi
tersebut menyebutkan adanya tiga unsur percaya, yaitu:
•
Ada situasi yang menimbulkan risiko
•
Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa
akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain
•
Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya
Manfaat menaruh rasa percaya pada orang lain adalah
meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas
pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk
mencapai maksudnya. Selain itu, hilangnya kepercayaan pada orang lain akan
menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab.
Di samping faktor-faktor personal, terdapat beberapa
faktor yang berhubungan dengan sikap percaya seperti karakteristik dan maksud
dari orang lain, adanya hubungan kekuasaan, sifat dan kualitas komunikasi,
serta adanya sikap jujur dari setiap komunikan. Selain itu, terdapat juga tiga
hal utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya dan mengembangkan komunikasi
yang didasarkan pada sikap saling percaya, yaitu:
•
Menerima, adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan
berusaha mengendalikan. Menurut Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011),
menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai menusia, sebagai individu
yang patut dihargai. Menerima tidaklah berarti menyetujui semua perilaku orang
lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya.
•
Empati, adalah sikap yang dianggap sebagai memahami orang lain yang tidak
mempunyai arti emosional bagi kita. Dalam empati, kita tidak menempatkan diri
kita pada posisi orang lain, tetapi kita ikut secara emosional dan intelektual
dalam pengalaman orang lain. Berempati artinya membayangkan diri kita pada
kejadian yang menimpa orang lain.
•
Kejujuran, dapat diartikna sebagai sikap apa adanya. Menerima dan empati
mungkin saja dipersepsi salah oleh orang lain. Sikap menerima kita dapat
ditanggapi sebagai sikap tak acuh, dingin, dan tidak bersahabat. Sedangkan
sikap empati kita dapat ditanggapi sebagai pura-pura. Supaya ditanggapi
sebenarnya, maka kita harus jujur dalam mengungkapkan diri kita terhadap orang
lain. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga, sehingga mendorong
orang lain untuk percaya pada kita.
Langganan:
Postingan (Atom)