Selasa, 20 November 2012

Psikologi (tema-3. Penerimaan dan Pengolahan Stimulus dalam Diri Individu)


Penerimaan dan Pengolahan Stimulus dalam Diri Individu
     Penerimaan dan Pengolahan Stimulus dalam diri Individu

Komunikasi manusia merupakan suatu hal yang kompleks karena ada bagian-bagian yang bisa diamati dan ada pula bagian-bagian yang tidak bisa diamati, bahkan Brent Ruben mengatakan bahwa sebagaian besar proses komunikasi manusia tidak dapat dilihat atau diamati. Aspek-aspek komunikasi yang dapat diamati adalah:
1. Interactants atau biasa disebut partisipan
2. Simbol, baik yang bersifat verbal maupun nonverbal
3. Media, yaitu sarana untuk mengirimkan pesan
Sedangkan aspek-aspek yang tidak dapat diamati adalah:
1. Meaning
2. Learning
3. Subjectiving
4. Negotiation
5. Culture
6. Interacting levels dan context
7. Self reference
8. elf reflexivity
9. Inevitability

     Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

Komunikasi manusia bisa bersifat verbal, bisa bersifat nonverbal. Komunikasi verbal (bahasa) sedangkan Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang mengunakan simbol-simbol nonverbal. Menurut Teori Belajar, kemampuan berbahasa diperoleh manusia melalui tiga proses yaitu asosiasi, imitasi dan peneguhan. Sedangkan menurut Teori Nativisme, kemampuan berbahasa ini merupakan faktor bawaan. Ada suatu sistem dalam otak yang disebut LAD, yang memungkinkan manusia menggabungkan komponen-komponen bahasa.
Bahasa dan realitas mempunyai hubungan yang sangat erat. Menurut teori Whorf, pandangan manusia tentang dunia dibentuk oleh bahasa. Jika bahasanya berbeda maka pandangannya tentang dunia juga berbeda.
Ada tiga keterbatasan bahasa dalam menjanjikan realitas yaitu:
1. prinsip non-identity
2. prinsip non-allness
3. prinsip self-reflexiveness

Ditinjau dari sudut pandang psikologi, bahasa yang merupakan rangkaian kata-kata sebenarnya tidak bermakna. Maka itu terletak pada pikiran individu yang terbentuk karena pengalamannya. Kesamaan makna karena ada kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognisi disebut Isomorfisme.
Selain melalui bahasa, komunikasi juga dapat berlangsung melalui cara-cara nonverbal. Pesan nonverbal ini terbagi atas:
1. Paralanguage
2. penampilan
3. Gestura
4. Sentuhan
5. Ruang dan jarak
6. waktu

     Persepsi

Setiap informasi akan diberi makna yang berlainan oleh orang yang berbeda. Proses penerimaan dan pengolahan informasi yang terjadi dalam diri manusia dikenal sebagai komunikasi intrapersonal.
Dalam proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang menentukan, karena setiap stimuli yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui alat indera. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses sensasi. Selain lima alat indera atau pancaindera yang kita kenal, terdapat dua alat indera lain yang disebut kinestesis yaitu indera yang mengatur gerak dan posisi tubuh dan anggota badan dalam bertindak dan vestibular yaitu indera keseimbangan. Kedua indera ini yang lebih banyak digunakan dalam psikologi.
Sensasi antara seseorang dengan orang lain juga akan berbeda meskipun stimulusnya sama. Perbedaan sensasi ini terjadi disebabkan oleh faktor-faktor personal seperti kapasitas alat indera, perbedaan pengalaman, lingkungan budaya dan faktor luar (situasional) yaitu stimulus yang datang ke alat indera kita. Sedang cara kita menginterpretasikan atau mengerti pesan yang diproses oleh indera kita disebut persepsi. Jadi persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses persepsi adalah perhatian (attention). Sedang perhatian kita bisa dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intensitas stimuli, gerakan, novelty, pengulangan, dan faktor dari dalam diri (internal) misalnya faktor biologis dan faktor sosiopsikologis, seperti kebiasaan, motif, kebutuhan dan sebagainya.

     Memori dan Berpikir

Setiap kali informasi atau stimulus diterima pancaindera kita, kita akan merekam, menyimpan, dan bila diperlukan dapat mengeluarkan atau memanggil kembali. Kemampuan untuk merekam, menyimpan dan memanggil atau mengeluarkan kembali disebut memori. Sedang kemampuan memanggil atau mengeluarkan kembali informasi dari ingatan atau memori kita tersebut, disebut recall.
Jadi memori adalah proses yang mencakup tiga tahap yaitu perekaman (encoding), penyimpanan (storage) dan pemanggilan kembali (retrieval). Dalam proses persepsi dan berpikir, memori memegang peran penting.
Ada berbagai macam memori yang dikenal, pertama dilihat dari jangka waktu penggunaannya, ada memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory). Dari bentuk informasi yang keduanya saling berkaitan.
Dalam komunikasi, manusia selalu melakukan proses seleksi. Ada 3 macam proses seleksi, yaitu selective attention atau selection exposure, selection purception, selection memory.
Dari beberapa definisi berpikir, secara sederhana berpikir adalah proses representational atau simbolik. Ketika kita membayangkan sesuatu atau berusaha memecahkan persoalan, kita sebut berpikir. Berpikir diperlukan dalam pembuatan keputusan (decision making) dan memecahkan masalah (problem solving). Ada dua jenis berpikir atau associative thinking yaitu jenis berpikir yang relatif tidak terarah, tidak terkontrol, satu pikiran yang muncul akan membawa pikiran lain. Directed thikning, jenis berpikir yang memiliki tujuan.
Selain menyeleksi, menginterpretasi dan mengingat informasi, kita juga menggunakan informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan (decision making). Proses ini didasarkan pada asumsi bahwa keputusan merupakan hasil berpikir, keputusan selalu melibatkan dari berbagai alternatif; keputusan selalu melibatkan tindakan nyata. Sedang proses pembuatan keputusan itu sendiri sangat tergantung pada faktor-faktor personal/individual, yaitu kognitif, motif dan sikap.





Proses persepsi hingga proses menyimpan dan menggunakan informasi
Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.
Menurut Suharnan, 2005 persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti, mata, telinga dan hidung. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi adalah proses penginterpretasian informasi yang diterima menggunakan alat indera.
Ada 3 aspek yang relevan dalam persepsi yang berhubungan dengan kognisi manusia yaitu:
1. Pencatatan indera. Pencataan indera adalah sebuah sistem ingatan yang dirancang untuk menyimpan sebuah rekaman mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel reseptor. Pencatatan indera juga dikenal sebagai ingatan sensory yang dibedakan menjadi dua macam yaitu, iconic yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi visual, gambar dan benda konkrit dan echonic yaitu sistem pencatatan indera terhadap informasi berupa suara.
2. Pengenalan pola. Pengenalan pola adalah proses transformasi dan pengorganisasian informasi yang masih kasar agar mempunyai makna atau arti tertentu. Aspek ini lebih dalam dari hanya sekedar menyimpan informasi yang masuk melalui reseptor, dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa aspek pengenalan pola ini adalah sebuah upaya untuk menata informasi yang masuk sesuai dengan karakteristik yang menonjol untuk ditempatkan sesuai dengan jenisnya.
3. Perhatian. Perhatian adalah aspek yang ketiga, yang diartikan sebagai proses pemusatan aktivitas mental atau proses konsentrasi pikiran dengan mengabaikan rangsangan lain yang tidak berkaitan. Aktivitas ini menuntut pemusatan konsentrasi pikiran pada hal-hal yang menonjol dari sebuah informasi dan bekerja secara intens terhadap informasi tersebut dengan mengabaikan hal-hal yang tidak terkait.
Ingatan atau memory merujuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi yang telah diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua aktivitas manusia baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor pasti melibatkan ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses yang dialami manusia.(Ellis dan hunt, 1993; Matlin, 1989).
Secara Umum pendekatan tentang Memori dibagi menjadi dua yaitu pendekatan Model Asosiasi (association model) dan Model Kognitif (Cognitive Model).
1. Model Asosiasi (association model). Teori awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings.
2. Model Kognitif (Cognitive Model). Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian dari information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam Memori sebagai berikut:
  • Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai ”momentary lingering of sensory information after a stimulus is removed.” Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut. 

  • Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat. 

  • Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar